Tingkat keasadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respons seseorang terhadap ransangan dari lingkungan, Tingkat kesadaran di bedakan menjadi :
KOMPOS MENTIS
yaitu sadar
sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungannya. pasien dapat
menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik.
APATIS
yaitu keadaan
di mana pasien tampak segan dan acuk tak acuh terhadap lingkungannya.
DELIRIUM
DELIRIUM
yaitu penurunan
kesadaran disertai kekacauan motorik dan siklus tidur bangun yang terganggu.
Pasien tampak gaduh gelisah, kacau, disorientasi dan meronta-ronta.
SOMNOLEN (letergia, obtundasi, hipersomnia)
yaitu keadaan
mengantuk yang masih dapat pulih bila dirangsang, tetapi bila rangsang
berhenti, pasien akan tertidur kembali.
SOPOR (stupor)
yaitu keadaan
mengantuk yang dalam, Pasien masih dapat dibangunkan dengan rangsang yang kuat,
misalnya rangsang nyeri, tetapi pasien tidak terbangun sempurna dan tidak dapat
memberikan jawaban verbal yang baik.
SEMI-KOMA (koma ringan)
yaitu penurunan
kesadaran yang tidak memberikan respons terhadap rangsang verbal, dan tidak
dapat dibangunkan sama sekali, tetapi refleks (kornea, pupil) masih baik.
Respons terhadap rangsang nyeri tidak adekuat
KOMA
yaitu penurunan
kesadaran yang sangat dalam, tidak ada gerakan spontan dan tidak ada respons
terhadap rangsang nyeri.
Perubahan tingkat kesadaran dapat
diakibatkan dari berbagai faktor, termasuk perubahan dalam lingkungan kimia
otak seperti keracunan, kekurangan oksigen karena berkurangnya aliran darah ke
otak, dan tekanan berlebihan di dalam rongga tulang kepala.
Adanya defisit tingkat kesadaran
memberi kesan adanya hemiparese serebral atau sistem aktivitas reticular
mengalami injuri. Penurunan tingkat kesadaran berhubungan dengan peningkatan
angka morbiditas (kecacatan) dan mortalitas (kematian).
Jadi sangat penting dalam mengukur
status neurologikal dan medis pasien. Tingkat kesadaran ini bisa dijadikan
salah satu bagian dari vital sign.
PENYEBAB PENURUNAN KESADARAN
Penurunan tingkat kesadaran
mengindikasikan difisit fungsi otak. Tingkat kesadaran dapat menurun ketika
otak mengalami kekurangan oksigen (hipoksia); kekurangan aliran darah (seperti
pada keadaan syok); penyakit metabolic seperti diabetes mellitus (koma
ketoasidosis) ; pada keadaan hipo atau hipernatremia ; dehidrasi; asidosis,
alkalosis; pengaruh obat-obatan, alkohol, keracunan: hipertermia, hipotermia;
peningkatan tekanan intrakranial (karena perdarahan, stroke, tomor otak);
infeksi (encephalitis); epilepsi.
MENGUKUR TINGKAT KESADARAN
Salah satu cara untuk mengukur
tingkat kesadaran dengan hasil seobjektif mungkin adalah menggunakan GCS
(Glasgow Coma Scale). GCS dipakai untuk menentukan derajat cidera kepala.
Reflek membuka mata, respon verbal, dan motorik diukur dan hasil pengukuran
dijumlahkan jika kurang dari 13, makan dikatakan seseorang mengalami cidera
kepala, yang menunjukan adanya penurunan kesadaran.
Metoda lain adalah menggunakan
sistem AVPU, dimana pasien diperiksa apakah sadar baik (alert), berespon dengan
kata-kata (verbal), hanya berespon jika dirangsang nyeri (pain), atau pasien
tidak sadar sehingga tidak berespon baik verbal maupun diberi rangsang nyeri
(unresponsive).
Ada metoda lain yang lebih
sederhana dan lebih mudah dari GCS dengan hasil yang kurang lebih sama
akuratnya, yaitu skala ACDU, pasien diperiksa kesadarannya apakah baik (alertness),
bingung / kacau (confusion), mudah tertidur (drowsiness), dan tidak ada respon
(unresponsiveness).
Glasgow Coma Skala (GCS ),
Aspek
Yang Dinilai
|
Nilai
|
BUKA MATA
- Buka mata tidak ada meskipun
dirangsang
- Buka mata jika ada
nyeri
- Buka mata jika
diajak bicara/ disuruh
- Buka mata
spontan
|
1
2
3
4
|
RESPON MOTORIK
- Respon motor tidak
ada
- Respon motor
ektensi
- Respon motor fleksi
abnormal
- Respon motor reaksi
abnormal
- Respon motor tunjuk
nyeri
- Respon motor menurut
perintah
|
1
2
3
4
5
6
|
RESPON VERBAL
- Respon verbal tidak
ada
- Respon verbal tanpa
arti
- Respon verbal tak
benar
- Respon verbal bicara
ngacau
- Respon verbal
orientasi
baik
|
1
2
3
4
5
|
Besar pupil
:
- Pupil
dipantau besarnya antara 2 -3 mm bisa 1 -8 mm.
- Kanan dan
kiri besarnya tidak sama.
- Reaksi
pupil kanan dan kiri positif/ negative.